Penciptaan dan Pengembangan Produk
Jasa Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta - Fakultas
Ilmu Pendidikan, Senin 8 April 2013. Hari ini adalah pertemuan ketujuh dalam
mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan dengan dipimpin oleh dosen kami
Pak Dr. Amril Muhammad, S.E, M.Pd. Presentasi hari ini dilaksanakan oleh
kelompok kelima yang beranggotakan Artha Virabhuana, M. Fahmi Basyar, Septhia
Lutfhiani, dan Yayuk Fathonah. Namun dalam presentasi hari ini hanya
beranggotakan tiga orang dikarenakan satu orang anggota berhalangan hadir.
Materi presentasi hari ini berjudul “Penciptaan dan Pengembangan Produk Jasa
Pendidikan”.
Sebuah
perusahaan terus melakukan pembaharuan dalam segala aspek dengan tujuan salah
satunya yaitu agar perusahaannya tetap bertahan atau eksistensinya tetap
terjaga. Dalam menjaga eksistensinya tersebut terdapat beragam cara yang
dilakukan perusahaan, salah satunya adalah dengan menciptakan atau
mengembangkan produk baru dari perusahaan tersebut. Apalagi akhir-akhir ini
kita ketahui bahwa para pesaing semakin menunjukkan kreativitas dan inovasinya
dengan terus memperbaiki pelayanan maupun terus berinovasi dalam penciptaan dan
pengembangan produk. Pelayanan dan produk yang kita tawarkan haruslah sesuai
dengan keinginan konsumen. Dengan terpenuhinya keinginan konsumen, sebuah
perusahaan dapat lebih mudah untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu, dalam penciptaan produk baru haruslah
disesuaikan dengan keinginan konsumen.
Mengapa sebuah perusahaan harus menciptakan produk baru? Jawabannya beraneka
ragam seperti ingin memperoleh laba atau profit, ingin terus menjaga eksistensi
perusahaannya, ingin memperbaiki produk yang lama, ingin melakukan penetapan
kembali produk, dll. Untuk menciptakan atau pembentukan produk baru
diperlukannya research ke konsumen agar produk yang kita buat tepat
sasaran dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pembentukan produk
merupakan kegiatan membentuk produk baru berdasarkan manfaat dari produk
tersebut, penetapan merek yang ditentukan, penetapan harga, berapa jumlah yang
akan diproduksi, bagaimana corak dari produk tersebut, dll. Terdapat tiga
klasifikasi dalam penentuan produk baru, pertama produk baru bisa dikatakan
sebagai produk baru apabila produk tersebut benar-benar baru, inovatif, unik,
dan belum ada di pasaran. Kedua, produk baru bisa dikatakan produk baru apabila
produk tersebut merupakan produk pengganti yang benar-benar berbeda dari
sebelumnya. Ketiga, produk baru bisa dikatakan produk baru apabila produk
tersebut imitatif dalam arti produk tersebut baru bagi perusahaan namun bukan
produk baru di pasaran.
Dalam penciptaan atau pembentukan produk baru terdapat
delapan tahap atau proses yang akan dilalui. Tahap
pertama adalah penciptaan ide, yaitu perkumpulan gagasan ide-ide atau
gagasan dalam hal produk apa yang akan diciptakan. Penciptaan ide ini dapat
diperoleh dari konsumen, karyawan, pesaing, ilmuwan, dll. Kedua adalah penyaringan ide, yaitu setelah ide-ide
dan gagasan sudah terkumpul, dari sekian ide tersebut disaring atau dipilah
kembali ide mana yang tepat dan berhasil guna. Ketiga adalah
pengembangan dan pengujian konsep, yaitu tahap di mana kita sudah langsung
terjun ke konsumen dan melihat bagaimana respon dari konsumen. Keempat adalah pengembangan strategi pemasaran yaitu
kita menetapkan jangka waktu dalam melakukan strategi pemasaran, bisa lima
tahun, satu tahun, atau dalam jangka waktu yang lebih lama. Kelima adalah analisis usaha, yaitu kita menganalisis
kembali bagaimana usaha dari penciptaan produk yang kita buat. Keenam adalah pengembangan produk, yaitu setelah kita
menganalisis usaha dari produk tersebut, tahap selanjutnya adalah dengan
mengembangkan produk tersebut. Ketujuh adalah market testing yaitu
pemasaran yang dilakukan dengan menetapkan terlebih dahulu sekelompok pembeli
tertentu. Tahap terakhir adalah komersialisasi,
yaitu penentuan kapan peluncuran produk baru akan dilakukan.
Dalam melakukan pengembangan produk baru tidak selalu berjalan lancar sesuai
keinginan, ada beberapa yang mengalami kegagalan. Terdapat hal-hal yang menjadi
faktor kegagalan dari pengembangan produk baru yaitu pasar yang terbagi-bagi di
mana produk yang kita tawarkan berjenis sama dengan para pesaing sehingga kita tidak
sepenuhnya memiliki konsumen sehingga pasar pun terbagi-bagi dengan para
pesaing. Kekurangan modal juga merupakan faktor kegagalan dalam pengembangan
produk, biaya yang dibutuhkan tidak dapat memenuhi biaya pengembangan produk.
Selain itu, lamanya proses pengembangan produk baru merupakan faktor kegagalan
karena para pesaing pun berlomba-lomba dalam meluncurkan produk baru yang
inovatif sehingga kita tertinggal atau lebih lama dalam mengembangkan produk
baru.
Sekian
materi pembahasan dari kelompok kelima, selanjutnya dosen kami Pak Dr. Amril
Muhammad, S.E, M.Pd. memberikan tambahan materi.
bgus :)
BalasHapusMakasih devie :)
BalasHapus